Sunday 21 June 2009

ALIRAN PEMIKIRAN KALAM

ALIRAN PEMIKIRAN KALAM

1. Pemikiran Kalam Khawarij
Dalam buku Perkembangan Ilmu Kalam oleh Adeng Muchtar Ghazali disebutkan beberapa pemikiran ajaran Khawarij diantaranya:
- Mengakui kekhalifahan Abu Bakar dan Umar; sedangkan Utsman dan Ali, juga orang-orang yang ikut dalam perang Unta di pandang telah berdosa.
- Dosa dalam pandangan mereka sama denga kekufuran. Mereka mengafirkan setiap pelaku dosa besar apabila ia tidak bertobat. Dari sinilah muncul term “kafir” dalam paham kaum Khawarij.
- Khalifah tidak sah, kecuali melalui pemilihan bebas diantara kaum muslimin. Ol;eh karena itu, mereka menolak pandangan bahwa khalifah harus dari suku Quraisy.
- ketaatan kepada khalifah adalah wajib, selama berada pada jalan keadiilan dan kebaikan. Jika menyimpang, wajib diperangi bahkan dibunuh.
- Mereka menerima Al-Qur’an sebagai salah satu sumber diantara sumber-sumber hukum Islam.

2. Pemikiran Kalam Murjiah
Paham keagamaan Murji’ah dapat diintisarikan sebagai berikut:
- Iman cukup dengan mengakui dan poercaya kepada Allah dan Rasul-Nya. Adapun amal atau perbuatan, tidak merupakan sesuatu keharusan bagi adanya iman. Berdasarkan ini, seseorang tetap dianggap mukmin walaupun melakukan dosa besar.
- Dasar keselamatan adalah iman semata-mata. Selama masih ada iman di hati, setiap maksiat tidak akan mendatangkan mudarat atas diri seseorang. Untuk mendapatkan pengampunan cukup menjauhkan diri dari syirik dan mati dalam keadaan akidah tauhid.

3. Pemikiran Kalam Jabariyah
Terdapat dua pemikiran atau (doktrin) Jabariyah menurut Asy-Syahratsani yaitu Jabariyah ekstrim dan Jabariyah moderat. Jabariyah ekstrim berpendapat bahwa segala perbuatan manusia bukan merupakan perbuatan yang timbul atas kemauannya sendiri, tetapi perbuatan yang dipaksakan atas dirinya. Sedangkan Jabariyah moderat berpendapat bahwa Tuhan memang menciptakan perbuatan manusia, baik perbuatan jahat maupun perbuatan baik, tetapi manusia mempunyai andil didalamnya.

4. Pemikiran Kalam Qadariyah
Pada dasarnya pemikiran qadariyah menyatakan bahwa segala tingkah laku manusia dilakukan atas kehendaknya sendiri. Dan manusia mempunyai kewenangan untuk melakukan segala perbuatan atas kehendaknya sendiri, baik berbuat baik maupun berbuat jahat.

5. Pemikiran Kalam Syi’ah
Secara harfiah syiah diartikan sebagai pengikut atau kelompok. Tetapi dalam perkembangannya, istilah ini lekat dengan pengikut setia Ali yang memilih beroposisi terhadap kekuasaan Muawiyah pasca peristiwa arbitrasi. Mereka ini berkeyakinan bahwa yang sesungguhnya berhak menggantikan Nabi sebagai pemimpin adalah keluarganya (ahl al-bait). Dan di antara keluarganya yang paling berhak adalah Ali bin Abi Talib. Sepeninggal Ali, hak imamah (kepemimpinan umat Islam) tersebut beralih kepada anak-anak keturunannya dari Fatimah al-Zahrah. Dalam paham mereka, imamah haruslah berdasar pada nash dan penunjukan.
Dalam aliran Syiah muncul beberapa sekte yang sebagiannya ekstrim (ghulat) dan sebagian lainnya moderat. Di antara sekte-sekte ekstrim tersebut ada yang berfaham bahwa Ali menempati derajat ketuhanan, seperti diyakini sebagian pengikut Saba’iyah. Ada juga yang melebihkan kedudukannya di atas nabi Muhammad saw seperti dipercaya Ghurabiyah. Sebagiannya lagi, seperti dilakukan aliran Kaisaniyah, mengangkat kedudukan cucu dan pewaris ilmu Ali yaitu Muhammad bin al-Hanafiyah sejajar dengan para nabi. Tetapi dalam perkembangan sejarahnya, terdapat dua sekte syiah yang terkenal, yaitu Imamiyah dan Zaidiyah.
Sekte Imamiyah berkeyakinan bahwa imamah sesudah Nabi sudah menjadi hak dan harus diberikan kepada Ali. Umumnya kaum syiah sekarang adalah para penganut sekte Imamiyah ini yang mempunyai dua aliran utama, yaitu Ismailiyah (Sab’iyah) dan Itsna Asyariyah.

6. Pemikiran Kalam Ahlus Sunnah

Yang dimaksud dengan Ahlus Sunah menurut Maulana Abu Said Al kadimy yaitu orang-orang yang pengikut sunnah Rasulullah yang artinya berpegang teguh dengannya.
Ahlus sunnah adalah orang-orang yang menagnut i’tikad yang diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW dan diikuti oleh sahabat-sahabatnya. Ajaran i’tikad yang termaktub dalam Al-Qur’an dan Hadist itu, dihimpun dan disusun secara rapi dan teratur.
Terdapat dua tokoh terkenal dalam penyiaran aliran ini yaitu:
- Abul Hasan Al- Asy’ary yang kemudian pengikutnya disebut asy’ariyah
- Abu Mansur Al-Maturidy yang kemudian pengikutnya disebut maturidiyah

No comments: